seputar harian – Lingkungan tempat hidup hewan selalu dipenuhi oleh siklus memakan dan dimakan. Oleh sebab itulah, hewan pun memiliki aneka macam metode pertahanan diri. Sejumlah hewan bahkan tetap bisa memberikan bahaya pada musuhnya meskipun sudah dalam kondisi tidak bernyawa
Buntal
Buntal atau fugu adalah sejenis ikan laut yang sepintas terlihat lucu. Pasalnya ikan ini memiliki bentuk yang pendek dan gemuk layaknya kotak. Jika buntal diserang oleh musuhnya, buntal juga bisa membengkak layaknya balon besar.
Buntal juga memiliki metode lain untuk melindungi diri. Ikan ini menghasilkan racun dalam dagingnya. Jika racun tersebut sampai termakan, maka makhluk yang memakannya bisa tewas.
Racun yang dimiliki oleh buntal cukup kuat untuk membunuh manusia. Di kalangan ilmuwan, racun buntal dikenal dengan nama tetrodotoksin. Manusia yang terpengaruh oleh racun ikan buntal bakal mengalami pusing, sesak napas, sebelum akhirnya meninggal.
Meskipun buntal memiliki racun yang amat berbahaya, hal tersebut tidak mengurungkan niat manusia untuk menyantap ikan ini. Pasalnya ikan buntal dikenal memiliki daging yang rasanya sangat lezat.
Jepang merupakan negara yang rakyatnya paling banyak memakan ikan buntal. Buntal sendiri bisa dimakan dengan aman jika racunnya dihilangkan terlebih dahulu sebelum dimasak.
Tidak semua orang memiliki keahlian untuk menghilangkan racun ikan buntal. Itulah sebabnya koki yang hendak mengolah ikan buntal harus melalui proses ujian yang ketat terlebih dahulu.
Meskipun begitu, tidak jarang masih ada racun yang tertinggal meskipun dagingnya sudah dibersihkan denganamat hati-hati. Sebagai akibatnya, kasus orang meninggal dunia sesudah makan daging buntal pun masih cukup sering dijumpai di Jepang hingga sekarang.
Ubur-Ubur
Siapa yang tidak tahu ubur-ubur? Hewan ini mudah dikenali dengan melihat tubuhnya yang berbentuk menyerupai bola atau lonceng. Kemudian di bawah bagian tubuhnya, terdapat bagian yang melambai-lambai. Bagian tersebut adalah tentakel ubur-ubur.
Meskipun terlihat indah, ubur-ubur tidak boleh sembarangan didekati. Pasalnya ubur-ubur memiliki tentakel yang amat beracun. Ubur-ubur menggunakan tentakel tersebut untuk menangkap makanan dan melindungi diri.
Karena ubur-ubur tidak bisa berenang, tidak jarang ada ubur-ubur yang terdampar di pantai seusai terbawa oleh ombak. Meskipun ubur-uburnya sudah mati, manusia tetap tidak boleh mendekati apalagi menyentuh bangkai ubur-ubur. Pasalnya racun pada tentakel ubur-ubur bakal tetap aktif meskipun ubur-uburnya sudah mati.
Racun ubur-ubur biasanya hanya sebatas menimbulkan rasa gatal dan perih pada manusia. Namun hal tersebut tidak berlaku untuk ubur-ubur kotak (Chironex fleckeri). Pasalnya racun ubur-ubur ini bisa menewaskan manusia hanya dalam hitungan menit.
Ubur-ubur kotak banyak ditemukan di Australia. Menurut pengakuan para korban selamat, sengatan racun ubur-ubur ini rasanya seperti ditusuk dengan besi panas. Sebanyak lebih dari 60 orang dilaporkan tewas akibat ubur-ubur ini
Siput Slug
Slug adalah sebutan untuk sejenis siput yang tidak memiliki cangkang atau cangkangnya berukuran amat kecil. Sebagai akibatnya, slug pun tidak bisa masuk ke dalam cangkangnya sendiri. Jika ingin melindungi diri, slug akan menghasilkan lendir.
Untuk manusia sendiri, slug tidak boleh dimakan sembarangan. Pasalnya meskipun slug tidak beracun, slug tetap bisa membunuh manusia yang memakannya dengan cara lain.
Sam Ballard adalah seorang pemuda berusia 19 tahun yang berasal dari Australia. Pada tahun 2010, Sam beserta teman-temannya sedang bersantai bersama di rumah salah seorang sahabat Sam yang bernama Jimmy Galvin.
Saat itulah, mereka melihat seekor slug sedang merayap di dinding rumah Jimmy. Untuk membuat teman-temannya terkesan, Sam nekat mengambil slug tersebut dan menelannya mentah-mentah.
Keisengan Sam tersebut pada akhirnya harus berbuntut panjang. Hanya berselang beberapa jam sesudah memakan slug, Sam merasakan sakit pada kakinya dan harus dilarikan ke rumah sakit. Sesudah menjalani perawatan intensif selama 1 tahun lebih, Sam akhirnya meninggal dunia.
Belakangan diketahui kalau Sam meninggal karena slug yang dimakannya mengandung cacing parasit lungworm. Selain menginfeksi slug dan manusia, lungworm juga menginfeksi tikus, katak, dan hewan air. Jika lungworm sampai mencapai otak, maka korbannya bakal meninggal dunia.
Lebah
Lebah adalah serangga kecil yang terkenal sebagai penghasil madu. Lebah bisa menghasilkan madu dengan cara mengambil nektar dan serbuk sari bunga, lalu mengolahnya di sarang.
Meskipun lebah menghasilkan madu yang bermanfaat bagi manusia, lebah juga lumayan ditakuti oleh manusia. Pasalnya lebah bisa menyengat jika merasa terancam.
Setiap kali lebah menyengat manusia atau hewan besar, sengat tersebut akan putus dari badannya. Akibatnya, lebah akan mati sesudah menyengat manusia.
Selama sengat lebah masih menancap pada kulit manusia, maka sengatnya akan terus memberikan rasa sakit pada manusia. Jika sengatnya sudah tercabut, maka bagian yang tersengat bakal terlihat bengkak.
Selain memberikan rasa sakit, sengatan lebah umumnya tidak sampai mematikan bagi manusia. Namun bagi mereka yang memiliki alergi pada sengat lebah, maka kelanjutnnya bisa berbeda. Pasalnya jika penderita alergi sampai tersengat, maka orang tersebut bisa meninggal dunia.
Dalam dunia kedokteran, kasus reaksi alergi berlebihan terhadap racun dalam sengat lebah dikenal dengan istilah anaphylaxis. Mereka yang mengalami reaksi alergi berlebihan bakal menampakkan gejala-gejala seperti sesak napas, pusing, hingga kehilangan kesadaran.
Jika seseorang sampai menunjukkan gejala reaksi berlebihan seusai disengat lebah, maka orang tersebut harus segera dilarikan ke rumah sakit. Pasalnya jika sampai terlambat ditolong, korban bisa meninggal dunia.
Gurita
Gurita adalah hewan laut bertubuh lunak yang memiliki beberapa tentakel panjang. Karena gurita memiliki rasa yang enak, gurita pun kerap ditangkap oleh manusia untuk dimakan. Takoyaki adalah contoh hidangan yang bahan bakunya adalah gurita.
Gurita juga kerap disajikan dalam kondisi masih segar namun terpotong-potong. Meskipun tentakel gurita sudah terpisah dari badannya, tentakel tersebut masih tetap bisa bergerak untuk beberapa lama.
Orang Korea memiliki kegemaran menyantap gurita yang kondisinya masih mentah. Pasalnya gurita dalam kondisi tersebut memiliki sensasi kenyal yang memberikan rasa nikmat tersendiri saat dimakan.
Namun memakan gurita dalam kondisi masih mentah juga menyimpan bahaya terselubung. Bagian bawah tentakel gurita dilengkapi dengan penghisap-penghisap kecil yang bentuknya menyerupai tabung.
Gurita menggunakan penghisap tersebut untuk memanjat dan memegangi hewan mangsanya. Pasalnya penghisap tersebut memiliki sifat lengket.
Contoh dari bahaya yang ditimbulkan oleh tentakel gurita dapat dilihat pada tahun 2019 lalu. Di Incheon, Korea Selatan, seorang pria berusia 71 tahun harus meregang nyawa usai memakan tentakel gurita.
Saat hendak memakan tentakel gurita, tentakel tersebut diketahui terlihat masih menggeliat-geliat. Ketika sudah ditelan, ternyata tentakelnya malah menempel di tenggorokan.
Sebagai akibatnya, pria tersebut tercekik dan kesulitan bernapas. Staf restoran pun spontan langsung memanggil ambulans. Namun sayang, saat ambulans sudah tiba di lokasi, pria tersebut sudah keburu meninggal.
Sumber : https://seputarharian.com
Leave a Reply