seputarharian.com Calon Gubernur Maluku Utara
(Malut), Benny Laos
, meninggal dunia setelah speedboat yang ditumpanginya meledak di Pulau Taliabu, Malut, Sabtu (12/10)
Menurut keterangan polisi, speed boat itu meledak saat mengisi BBM. Lalu, apa saja yang terjadi?, berikut fakta-fakta yang seputarharian rangkum:
Benny Laos dan 5 Penumpang Lain Tewas dalam Ledakan
Kapolres Taliabu, AKBP Totok Handoyo, mengatakan speedboat meledak saat sedang pengisian BBM di Pulau Taliabu, Maluku Utara, pukul 14.05 WIT.
Polisi sudah memperingatkan agar BBM tidak diisi jika speedboat masih menyala. Akan tetapi, imbauan tidak diindahkan. Mesin dan kelistrikan di kapal masih dalam keadaan menyala.
“Saat pengisian BBM berlangsung terjadi ledakan disertai kobaran api,” beber Totok.
Speedboat itu membawa 34 penumpang, 28 adalah rombongan Benny sementara 6 orang lainnya adalah tim motoris speedboat. Pada ledakan itu, 6 orang tewas. Berikut daftarnya:
1. Benny Laos
2. Ester Tantri (Anggota DPRD Provinsi)
3. Muhdin A. Wahid (Anggota DPRD Provinsi/Ketua DPW PPP Malut)
4. Nasrun, S, Pd (tim)
5. Mahsudin Ode Muisi
Bripka Hamdani Buamonabot (ADC Hendra Thes, Calon Bupati Kepulauan Sula)
Usai ledakan, Benny sempat dievakuasi ke rumah sakit setempat. Ia sempat mendapatkan perawatan intensif, tapi nyawanya tak tertolong. Pada 17.20 WIT, Benny meninggal dunia.
“Pihak RSUD sudah melakukan segala upaya namun korban tetap tidak sadarkan diri (koma) dan RJ (pompa jantung) selama kurang lebih 2 jam dan dinyatakan meninggal dunia,” jelas Totok.
Sudah Diingatkan Agar Tak Isi BBM Saat Mesin Menyala
Saat akan mengisi bahan bakar pada 13.50 WIT, Wakapolres Taliabu, Kompol Sirajudin sudah mengingatkan agar mematikan mesin jika mengisi BBM.
“(Kompol Sirajuddin) Mengingatkan untuk berhati-hati saat pengisian BBM karena saat pengisian BBM kondisi mesin kapal, kompor listrik, AC, dan genset di dalam speedboat dalam keadaan menyala,” kata Kapolres Taliabu, AKBP Totok Handoyo.
Sirajuddin lalu turun dari speedboat itu 10 menit kemudian. 5 menit kemudian, terjadi ledakan yang membakar kapal itu.
“Selang 5menit berjalan di pelabuhan terjadilah ledakan bersama kobaran api di speedboat paslon tersebut,” kata Totok.
Api lantas langsung membesar dan membakar habis seluruh badan kapal. Beberapa penumpang bahkan sempat terjebak di dalam kapal
Profil Benny Laos: Putra Asli Malut yang Maju Dengan Koalisi Besar
Benny Laos merupakan pria kelahiran Ternate, Maluku Utara, pada 8 Agustus 1972 atau 52 tahun yang lalu. Benny merupakan anak keenam dari delapan bersaudara.
Dikutip dari biografinya berjudul ‘Jalan Hidup Benny Laos (2017)’, Benny memulai pendidikannya di SD Raja Kristus. Lulus dari SD Raja Kristus, ia melanjutkan pendidikannya di SMP di bawah naungan yayasan yang sama, SMP Raja Kristus dan lulus pada 1989.
Kemudian, saat memasuki bangku SMA, ia memilih untuk merantau dengan bersekolah di SMA Cor Jesu Malang. Namun, hanya berjalan satu semester, Benny terpaksa harus berhenti sekolah dan pulang ke kampung halamannya.
Berbagai pekerjaan dan bisnis pun digelutinya. Mulai dari bekerja di toko elektronik, bisnis kayu besi, kontraktor, hingga sempat menekuni trading bahan bangunan.
Bahkan, saat memutuskan hijrah ke Manado, Sulawesi Utara, kala kerusuhan pecah di Ternate pada 2001, ia sempat menjalankan bisnis pelayaran hingga bisnis properti. Semua bisnis yang ditekuninya pun berkibar dengan nama “Bela Group”. Nama ‘Bela’ itu bermakna Benny Laos.
Kendati sempat mengalami putus sekolah, Benny tetap bersemangat mengambil paket C di Manado. Hingga akhirnya, ia berhasil menggenggam ijazah SMA.
Pada tahun 2009, Benny akhirnya melanjutkan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Universitas Sam Ratulangi, Manado. Ia berhasil mengenyam gelar sarjana pada 2016.
Ia juga sempat tercatat aktif di berbagai organisasi. Mulai dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Ikatan Motor Indonesia (IMI), serta Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Malut dan KADIN Indonesia. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Real Estate Indonesia (REI).
Ia pernah menjabat sebagai Bupati Morotai (2017-2022), dan pernah mencalonkan diri jadi wakil gubernur Malut untuk periode 2013-2018, mendampingi Syamsir Andili, tapi tak terpilih.
Di Pilkada Malut 2024, ia memutuskan maju sebagai cagub dan berpasangan dengan Sabrin Sehe. Ia didukung oleh koalisi yang terdiri dari PKB, NasDem, Demokrat, PPP, PAN, Partai Gelora, PSI, dan Partai Buruh.
Leave a Reply